SEJARAH DAN PEMIKIRAN TOKOH ISLAM
TENTANG PENDIDIKAN ISLAM (HAMKA, MUHAMMAD NATSIR, DAN MAHMUD YUNUS)
I.
Sejarah Dan Pemikiran Buya Hamka Tentang Pendidikan
Islam
A. Sejarah Buya Hamka
Buya Hamka lahir di Maninjau,
Sumatera Barat pada tanggal 16 Februari 1908. Haji Abdul Karim Amarullah
(Hamka) pernah menjadi pemimpin pertama MUI (Majelis Ulama Indonesia).
Semenjak muda beliau banyak aktif di organisasi
Muhammadiyah, dan merupakan tokoh yang berpengaruh di organisasi Muhammadiyah.[1]
Beliau hidup dan berkembang dalam
struktur masyarakat Minangkabau yang menganut sistem Matrilineal. Beliau
menerima dasar-dasar agama dari sang ayah. Oleh sang ayah beliau dibawa ke
Padang Panjang untuk mengecap pendidikan disana. Pelaksanaan pendidikan di
Padang Panjang masih bersifat tradisional, materi yang diberikan
berorientasikan pada pengajian kitab-kitab klasik, seperti; nahwu, sharaf, mantiq, bayan, fiqh
(Thawalib Parabek).
Ketika berada di Yogyakarta, beliau
juga belajar kepada kepada Ki Bagus Hadikusumo (tafsir), RM Suryo Pranoto (Sosiologi).
Beliau banyak mengembangkan ide-ide sehingga terbentuklah pemikiran-pemikiran
tentang Islam sebagai suatu yang statis dengan Islam sebagai suatu yang dinamis
seperti yang hidup di Yogyakarta.
B. Pemikiran Buya Hamka Tentang Pendidikan Islam
1. Urgensi Pendidikan Bagi Manusia
Menurut Buya Hamka, penyebab
terjadinya kemunduran umat Islam di Indonesia adalah banyak disebabkan oleh
pada pendidikan yang bersifat tradisional. Disamping itu pendidikan yang
diajarkan hanya berupa ilmu-ilmu warisan kaum kafir (Kolonial Belanda).
Setiap manusia memiliki fitrah (potensi) yang dinamis,
fitrah manusia pada dasarnya menuntun untuk senantiasa berbuat kebajikan dan
untuk mengabdi kepada sang Khalik. Menurut beliau pendidikan sangat penting
bagi manusia untuk membawa ke arah yang lebih baik, sehingga fitrah yang telah
diberikan oleh sang Khalik tersebut tidak terbengkalai atau lepas dari
nilai-nilai kebajikan.
2. Terminologi Pendidikan Islam
Buya Hamka membedakan makna pendidikan dan pengajaran, menurutnya pendidikan merupakan serangkaian usaha
yang dilakukan oleh pendidik untuk membentuk watak, budi pekerti, akhlak, dan
kepribadian peserta didik, sehingga ia bisa membedakan mana yang baik, dan mana
yang buruk. Sedangkan pengajaran
adalah upaya untuk mengisi intelektual peserta didik dengan sejumlah ilmu
pengetahuan.[2]
Buya Hamka juga berpendapat bahwa: ”berdasarkan akalnya manusia dapat menciptakan peradaban dengan baik”,
fenomena ini dapat dilihat dari sejarah manusia di muka bumi. Disamping itu
fungsi pendidikan tidak hanya sebagai proses pengembangan intelektual dan
kepribadian peserta didik saja, akan tetapi proses sosialisasi peserta didik
dengan lingkungan dimana tempat ia berada.
3. Tugas Dan Tanggung Jawab Pendidik
Menurut Beliau tugas dan tanggung
jawab seorang pendidik adalah memantau, mempersiapkan dan menghantarkan peserta
didik untuk memiliki pengetahuan yang luas, berakhlak mulia, dan bermanfa’at
bagi kehidupan masyarakat. Untuk melaksanakan hal ini ada 3 institusi yang
bertugas dan bertanggung jawab :
a. Lembaga Pendidikan Informal
(Keluarga)
b. Lembaga Pendidikan Formal (Sekolah)
c. Lembaga Pendidikan Non Formal
(Masyarakat)
II. Sejarah Dan Pemikiran Muhammad
Natsir Tentang Pendidikan Islam
A. Riwayat Hidup Muhammad Natsir
Muhammad Natsir lahir di Alahan Panjang, Kabupaten Solok,
Sumatera Barat, pada tanggal 17 Juli 1908 M. Ibunya bernama Khadijah , ayahnya
bernama Muhammad Idris Sutan Saripado. Pendidikan beliau dimulai dari HIS
(Holandsch Inlandshe School), dan belajar membaca Al-Qur’an pada malam hari.
Pada tahun 1927 beliau bersekolah di AMS (Algemene Middlebare School), Bandung.
Selama di Bandung beliau banyak memperdalam dan mengkaji ilmu-ilmu agama dan
berguru kepada A Hasan.[3]
B. Pemikiran Muhammad Natsir Tentang Pendidikan Islam
Muhammad Natsir berbicara tentang komponen Pendidikan;
1. Peran dan fungsi Pendidikan
a. Pendidikan harus berperan sebagai
sarana untuk memimpin dan membimbing agar manusia yang dikenakan sasaran
pendidikan dapat mencapai pertumbuhan dan pengembangan rohani secara sempurna
b. Pendidikan harus diarahkan untuk
membentuk anak didik yang memiliki sifat-sifat kemanusiaan dengan mencapai
akhlakul karimah
c. Pendidikan harus berperan sebagai
sarana untuk menghasilkan manusia yang jujur dan benar
d. Pendidikan berperan membawa manusia
untuk mencapai tujuan hidup
2. Tujuan Pendidikan
“merealisasikan identitas Islam yang pada intinya adalah
menghasilkan manusia yang berperilaku Islam, yaitu manusia yang beriman dan
bertaqwa kepada Allah SWT sebagai sumber kekuasaan mutlak yang harus dita’ati
3. Dasar Pendidikan
Menurut M. Natsir yang menjadi dasar dari Pendidikan Islam
yaitu Tauhid
4. Ideologi dan Pendekatan Dalam
Pendidikan Islam
Beliau menggariskan ideologi pendidikan Islam harus bertitik
tolak, dan berorientasikan tauhid. Sebagaiman tersimpul dalam Syahadatain.[4]
5. Fungsi Bahasa Asing
Beliau berpendapat bahwa bahasa asing sangat berperan dalam
mendukung kemajuan dan kecerdasan bangsa
III. Sejarah Dan Pemikiran Mahmud Yunus Tentang Pendidikan Islam
A. Riwayat Hidup
Beliau dilahirkan pada tanggal 10 Februari 1899 di
Batusangkar, Sumatera Barat. Semenjak kecil beliau sudah mempunyai kecendrungan
kepada ilmu pengetahuan agama. Ketika berumur 7 tahun beliau menempuh
pendidikan Al-Qur’an dibawah bimbingan kakeknya M. Thahir (Tuangku Gadang).
Setelah menamatkan pendidikan tersebut beliau menggantikan sang kakek menjadi
seorang guru. 2 tahun kemudian melanjutkan pendidikan ke Sekolah Desa dan
kemudian meneruskan ke Madrasah School. Pada tahun 1923 beliau menunaikan ibadah
haji, dan belajar ke Mesir di Al-Azhar (1924), dan Dar El Ulum Ulya (Cairo)
hingga tahun 1930.
Pada bidang politik beliau juga ikut mempertahankan
kemerdekaan RI dan beliau terpilih sebagai penasehat presiden mewakili Majelis
Islam Tinggi.
B. Pemikiran Mahmud Yunus tentang Pendidikan Islam
1. Kurikulum
Di bidang kurikulum beliau menawarkan kurikulum pengajaran
bahasa arab yang integrated antara satu cabang dengan cabang lainnya dalam
bahasa arab yang dipadukan dengan menerapkannya dalam pergaulan sehari-hari
2. Kelembagaan
Beliau merupakan salah seorang yang mempelopori untuk
mengubah sistem pendidikan dari yang bercorak individual kepada sistem
pendidikan klasikal
3. Metode Pengajaran
Beliau mempunyai perhatian yang sangat besar mengenai hal
ini. Beliau memberikan sebuah buku pegangan bagi para guru-guru agama yang
berisikan tentang cara mengajarkan agama yang sebaik-baiknya kepada peserta
didik sesuai dengan tingkat usia dan pendidikan yang diikutinya. Beliau juga
menulis buku yang berjudul “metode khusus pendidikan agama”
KESIMPULAN
Menurut Buya Hamka, penyebab
terjadinya kemunduran umat Islam di Indonesia adalah banyak disebabkan oleh
pada pendidikan yang bersifat tradisional. Disamping itu pendidikan yang
diajarkan hanya berupa ilmu-ilmu warisan kaum kafir (Kolonial Belanda).
Buya Hamka membedakan makna pendidikan dan pengajaran, menurutnya pendidikan merupakan serangkaian usaha yang dilakukan oleh pendidik
untuk membentuk watak, budi pekerti, akhlak, dan kepribadian peserta didik,
sehingga ia bisa membedakan mana yang baik, dan mana yang buruk.
Sedangkan pengajaran adalah upaya
untuk mengisi intelektual peserta didik dengan sejumlah ilmu pengetahuan.
Buya
Hamka juga berpendapat bahwa: ”berdasarkan
akalnya manusia dapat menciptakan peradaban dengan baik”.
Muhammad Natsir berbicara tentang
komponen Pendidikan;
1. Peran dan fungsi Pendidikan
2. Tujuan Pendidikan
3. Dasar Pendidikan
4. Ideologi dan Pendekatan Dalam
Pendidikan Islam
5. Fungsi Bahasa Asing
Pemikiran Mahmud Yunus tentang Pendidikan Islam
1.
Kurikulum
2.
Kelembagaan
3.
Metode Pengajaran
DAFTAR
PUSTAKA
Muslim,
Ramdani.2005. 72 Tokoh Muslim Indonesia.
Jakarta : Restu Illahi
Nata, Abuddin. 2005. Tokoh-Tokoh Pendidikan Islam Di Indonesia.
Jakarta: PT. Grafindo Persada
Casinos near Fort Ledyard, NY - Mapyro
BalasHapusFort Ledyard, NY is 전라북도 출장안마 an 18 story, 계룡 출장마사지 512-room hotel and casino 아산 출장마사지 located in the town 여수 출장마사지 of Belle, NY. The hotel 충청남도 출장마사지 is located on a 33-acre site that is 0.5 mi.